"Kalau kita bandingkan dengan temuan di Korea, CoFilm lebih cepat mematikan virus. Di sana, virus baru dapat dibasmi 99,99 % setelah 4 jam. CoFilm hanya membutuhkan 1 jam untuk mencapai itu," terang Agung.
Disinfektan permanen ini telah diuji di laboratorium Institute Tropical Disease Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Uji coba pemakaiannya telah dilakukan di Medical Center ITS, dan beberapa co-working space di Surabaya. Bahkan, CoFilm telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan RI berdasarkan Permenkes R.I No.62 Tahun 2017 tentang Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
Untuk penggunaan dan pemasarannya, dirinya masih menunggu investor agar dapat melakukan mass production. Sebab, CoFilm sendiri saat ini dinilai masih berada di skala kecil. Meski begitu, telah ada beberapa pihak yang menunjukkan interesnya. Salah satunya dari pabrik cat di Sidoarjo yang meminta CoFilm dicampurkan sebagai zat aktif dalam produknya. "Saat ini satu kaleng CoFilm untuk harga lab dikenakan Rp500.000 per 1 liter. Satu kaleng ini dapat menutupi sekitar 100 ganggang pintu beserta lapisan permukaan lainnya," jelasnya.
(IND)