sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jajal Tarif Integrasi Transportasi Rp10 Ribu, Penumpang: Efisiensi Waktu Masih Kurang

Economics editor Muhammad Refi Sandi/MPI
12/08/2022 22:13 WIB
Berikut komentar masyarakat tentang pengalaman memakai layanan tarif integrasi transportasi Rp10 ribu.
Jajal Tarif Integrasi Transportasi Rp10 Ribu, Penumpang: Efisiensi Waktu Masih Kurang (Dok.Ist)
Jajal Tarif Integrasi Transportasi Rp10 Ribu, Penumpang: Efisiensi Waktu Masih Kurang (Dok.Ist)

IDXChannel- Tarif integrasi tiga moda transportasi Transjakarta, MRT, LRT dengan membayar Rp10 Ribu mulai berlaku Kamis (11/8) kemarin. 

MNC Portal Indonesia menjajal langsung layanan tarif integrasi pada Jumat (12/8/2022) sore dengan menggunakan dua moda Transjakarta dan MRT Jakarta. Pengguna harus membeli tiket melalui aplikasi JakLingko terlebih dahulu bila belum memiliki kartu JakLingko. 

MNC Portal melakukan top up dompet digital Fello lalu membeli tiket tarif integrasi cukup dengan Rp4.500 dari Halte Bank Indonesia arah Selatan menuju Stasiun MRT Blok M. MNC Portal mengawali perjalanan dari Halte Balai Kota Jakarta menggunakan Transjakarta Non-BRT (Bus Rapid Transit) yang dikenakan tarif normal yaitu Rp3.500. 

Kemudian turun di Halte Bank Indonesia arah Selatan cukup dengan memindai barcode tiket yang dibeli di aplikasi JakLingko. Selanjutnya, menaiki Bus Transjakarta menuju Halte Bundaran Senayan dan melakukan transit di Stasiun MRT Senayan. Sebelum transit harus melakukan tap out terlebih dahulu dengan memindai barcode tiket di Halte Bundaran Senayan.

Kemudian, melakukan tap in barcode tiket di Stasiun MRT Senayan. Terakhir melakukan tap out barcode tiket di Stasiun MRT Blok M BCA.

Sementara itu, Aliya (25) warga Jakarta Barat mengaku menggunakan tarif integrasi tidak bisa untuk efisiensi waktu tempuh. Ia menyebut masih terdapat sejumlah kendala mulai dari pembelian tiket melalui aplikasi JakLingko yang membutuhkan waktu ekstra hingga masalah memindai barcode saat tap in di Halte maupun Stasiun.

"Lebih ke efisiensi waktu nggak dapat, karena kita kita berkutat saat membeli tiket, scan tiket susah, mobilitas jadi engga cepat. Pembayaran tiket susah, pakai QR dan Fello susah. Saya milih pakai kartu tinggal tap in tap out," kata Aliya kepada MNC Portal Indonesia saat ditemui di Halte Bank Indonesia.

"Kalau lansia, apalagi. Kalau lansianya gaul, pasti ok kalau enggak pasti ribet. Apalagi kalau MRT engga ada sinyal pasti ribet," imbuhnya.

Secara terpisah, Siska (27) warga lebak bulus juga mengeluhkan alat pemindai barcode dari tiketing aplikasi JakLingko dengan mesin di Halte masih belum sinkron sehingga membutuhkan waktu lebih lama saat tap in.

"Pemindaian barcode bermasalah karena alat pemindaian Transjakarta nggak bisa cepat baca barcode, harus bantu petugas. Kalau terang mesin mantulin cahaya jadi gabisa baca barcode. Tangan harus menutupi mesin pemindai. Butuh 2 menitan per orang. Begitu juga di halte keluar sama," ujar Siska saat ditemui di Stasiun Blok M. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement