IDXChannel - Jepang mencatat defisit perdagangan sebesar 294,3 miliar yen atau sekitar Rp30 triliun pada September 2024 akibat penurunan ekspor ke pasar-pasar utama seperti China.
Dilansir dari AP pada Kamis (17/10/2024), defisit perdagangan mencapai 3,1 triliun yen atau sekitar Rp300 triliun pada April-September 2024, paruh pertama tahun fiskal negara tersebut.
Ekspor pada September 2024 turun 1,7 persen dibandingkan bulan serupa tahun sebelumnya, penurunan pertama dalam 10 bulan. Impor tumbuh 2,1 persen bulan lalu.
Tidak jelas apakah penurunan ekspor tersebut mencerminkan permintaan yang lebih lemah di pasar-pasar utama. Lesunya permintaan global menjadi kekhawatiran jangka panjang bagi Jepang yang bergantung pada ekspor.
Dolar Amerika Serikat (AS) diperdagangkan pada level 149 yen baru-baru ini, tidak jauh dari levelnya tahun lalu tetapi naik dari sekitar 120 yen dua tahun lalu. Inflasi dan lonjakan harga energi juga turut mendorong kenaikan biaya impor.