IDXChannel - Pemerintah Jepang menilai komentar dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang menyebut Bank of Japan (BOJ) tertinggal dalam kebijakan moneternya, bukan pernyataan yang bertujuan menekan bank sentral Jepang untuk menaikkan suku bunga.
"Dia sama sekali tidak menyerukan BOJ untuk menaikkan suku bunga," kata Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang Ryosei Akazawa, dilansir Investing, Senin (18/8/2025).
Namun, beberapa analis menilai komentar Bessent, ditambah dengan data pertumbuhan domestik yang lebih kuat dari perkiraan, bakal meningkatkan peluang kenaikan suku bunga dalam waktu dekat oleh BOJ—pandangan yang mendorong imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) dan nilai yen menguat pada Jumat.
"Itu sinyal dari AS bahwa mereka memantau kebijakan BOJ dengan cermat," kata Penasihat Eksekutif SBI FX Trade, Yuji Saito, terkait komentar Bessent.
Dia menilai pasar kini memperhitungkan kemungkinan kenaikan suku bunga BOJ dalam beberapa bulan ke depan.
"Dengan komentar Bessent dan data PDB hari ini, BOJ bisa merasa terpojok untuk menaikkan suku bunga,” ujarnya.
Dalam pernyataan paling gamblangnya mengenai kebijakan moneter Jepang, Bessent mengatakan kepada Bloomberg pada Rabu bahwa BOJ kemungkinan akan menaikkan suku bunga karena menghadapi masalah inflasi dan bisa jadi tertinggal dalam mengatasi risiko kenaikan harga.
Komentar itu muncul di tengah kenaikan biaya pangan dan bahan baku yang membuat inflasi inti Jepang bertahan di atas target 2 persen bank sentral selama lebih dari tiga tahun, sehingga memunculkan kekhawatiran sejumlah pejabat BOJ akan dampak lanjutan pada harga.
Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato menolak berkomentar saat ditanya mengenai pernyataan Bessent pada konferensi pers Jumat.
Namun, sebagian analis melihat komentar Bessent sebagai peningkatan tekanan Washington terhadap Jepang untuk membantu mengatasi defisit perdagangan besar AS dengan cara melemahkan dolar, misalnya lewat penguatan yen melalui kebijakan moneter yang lebih ketat.
“Pernyataan Bessent bisa mencerminkan harapan pemerintahan Trump agar kenaikan suku bunga BOJ membalikkan tren pelemahan yen,” kata mantan anggota dewan BOJ, Takahide Kiuchi, kini ekonom di Nomura Research Institute.
Prospek kenaikan suku bunga mendorong penguatan yen dan imbal hasil JGB. Imbal hasil obligasi acuan tenor 10 tahun naik 1 basis poin ke 1,56 persen pada Jumat setelah sempat menyentuh level tertinggi dua minggu di 1,565 persen.
Bessent, yang membawahi pembicaraan perdagangan dan nilai tukar Washington dengan Tokyo, berulang kali menyatakan preferensinya pada kebijakan moneter Jepang yang lebih ketat.
BOJ dijadwalkan menggelar pertemuan kebijakan berikutnya pada September. Dalam tinjauan Oktober, BOJ juga akan menyajikan proyeksi triwulanan untuk pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Sebuah jajak pendapat Reuters bulan lalu menunjukkan mayoritas ekonom memperkirakan kenaikan suku bunga tambahan sebelum akhir tahun. Tingkat swap menunjukkan peluang 43 persen kenaikan suku bunga BOJ pada Oktober dan 66 persen sebelum akhir tahun, menurut perkiraan Okasan Securities Jepang.
(NIA DEVIYANA)