Pada kesempatan itu, Jokowi menerangkan, semua negara saat ini takut terhadap harga minyak dunia juga masalah bunga pinjaman.
“Semua pada takut masalah itu, karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja beban fiskal itu akan sangat, sangat besar. Sekali lagi oleh sebab itu kita harus betul-betul hati-hati kelola setiap Rupiah anggaran yang kita miliki,” papar dia.
Jokowi menegaskan, pemerintah sudah ada rencana kerja atau pembangunan jangka panjang, menengah, dan tahunan. Tetapi, yang belum adalah sinkron atau tidaknya dengan rencana besar yang direncanakan.
"Ini yang belum. Maka sinkronisasi itu menjadi kunci. Saya beri contoh, pemerintah pusat bangun bendungan, jadi. Bangun lagi irigasi primernya, jadi. Tapi irigasi sekunder dan tersier sampai ke sawah tak dikerjakan, airnya tak sampai ke sawah yang kita miliki," ujar Jokowi.
“Membangun pelabuhan, pelabuhan dibangun ke Kemenhub, tapi jalan, mestinya ini daerah, jalan ke pelabuhannya meski pendek cuma sekilo lima kilo tidak dijalankan. Ini yang namanya tidak sinkron dan tidak seirama. Semuanya harus inline dengan RPJMN semua inline sampai ke daerah harus segaris,” pungkasnya.
(YNA)