Selain itu, impor barang konsumsi yang sempat terkontraksi di bulan September kembali tumbuh sebesar 10,14% (yoy) dan 4,19% (ytd). “Aktivitas konsumsi masyarakat menunjukkan penguatan memasuki awal Kuartal IV 2022,” lanjut Febrio.
Masih kuatnya kinerja ekspor pada bulan Oktober 2022 mendorong neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar USD5,67 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus pada bulan September 2022 yang sebesar USD4,97 miliar.
Capaian ini melanjutkan tren surplus neraca perdagangan yang telah terjadi selama 30 bulan berturut-turut. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan sejak Januari hingga Oktober 2022 mencapai USD45,52 miliar, jauh lebih tinggi dari surplus Januari hingga Oktober 2021 (USD30,9 miliar) dan bahkan melebihi total surplus selama tahun 2021 (USD35,42 miliar).
Ke depan, pemerintah terus mengantisipasi dan memitigasi berbagai dinamika perekonomian global yang berpotensi memengaruhi kinerja permintaan ekspor Indonesia, di tengah mulai melambatnya ekspansi sektor manufaktur di beberapa negara mitra dagang utama pada bulan Oktober 2022.
“Kita juga melihat meningkatnya risiko dan ketidakpastian prospek ekonomi global serta tren penurunan harga komoditas yang mengikutinya. Ke depan, pemerintah akan terus mendorong berbagai upaya diversifikasi ekspor, baik dari sisi pasar dan produk, penguatan strategi hilirisasi," ujar Febrio.
"Selain itu, mendorong optimalisasi pemanfaatan berbagai fasilitas perpajakan dan kepabeanan, seperti Kawasan Berikat dan Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KB dan KITE),” tutup Febrio.
(FAY)