Di samping itu, perseroan juga memiliki program untuk mengolah kembali emsi gas buang kilang lewat Flare Gas Recovery System. Sehingga, flare loss yang selama ini dibuang ke udara dapat diproses kembali menjadi energi.
Sejalan dengan upaya tersebut, Pertamina juga tengah mengupayakan pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) mulai dari hulu dan hilir termasuk di SPBU. Sehingga, konsumsi listrik oleh unit-unit usaha perseroan bisa ditekan.
"Dengan upaya ini, sampai tahun 2022, Pertamina grup sudah berhasil melakukan 31% karbon emisi, baik dari hulu sampai dengan hilir, Ini kita belum berbicara scope 3, yaitu final product, seperti bio diesel, tentu ini angkanya bisa lebih besar lagi," sambung Nicke.
Lebih lanjut, Nicke menjelaskan, upaya itu dilakukan Pertamina sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam rangka mewujudkan NZE Indonesia tahun 2060 mendatang, sekaligus menjamin ketersediaan energi tetap terjaga untuk masyarakat.