"Kan tidak semua masyarakat yang membaca di media sosial itu memiliki akademis yang cukup untuk menelaah. Repot kalau menganggap seolah-olah benar bahwa pandemi itu direncanakan. Apalagi bisa dimajukan. Sehingga mendiskreditkan pemerintah dan juga pihak-pihak lain," ungkap Rahmad.
Rahmad juga menganggap pernyataan Tifauzia tidak dapat dibuktikan kebenarannya, karena pandemi merupakan musibah kesehatan yang tidak bisa direncanakan, apalagi dimajukan seperti yang disampaikan sang dokter.
"Meski banyak juga yang menertawakan, masa ada sih pandemi direncanakan, apalagi dimajukan kayak agenda yang bisa direncanakan saja. Musibah pandemi itu tidak bisa direncanakan, apalagi dimajukan seenaknya sendiri," tegas Rahmad.
Karenanya, Rahmad mengingatkan agar semua pihak tidak sembarangan menyampaikan informasi perihal pandemi sebelum memiliki data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
Rahmad juga menyebut pandemi dan lockdown merupakan isu sensitif, di mana banyak masyarakat yang hingga saat ini masih berjuang memulihkan perekonomian dan kehidupan sosialnya usai Pandemi Covid-19 berlalu.