Tapi dengan begitu banyak kekayaan yang dihasilkan dari Beijing, sebuah hal yang luar biasa melihat kantor-kantor keluarga dalam jumlah yang sangat kecil. Fenomena tersebut pada dasarnya langsung terjawab. Ini tergantung kondisi aturan hukum di suatu negara tersebut. Bahkan juga memperhitungkan jumlah penyedia jasa Kantor Keluarga, termasuk juga kondisi stabilitas politik di kota tersebut.
Hong Kong dan singapura menjadi kawasan kantor keluarga yang terdekat dari Beijing. Kedua kota tersebut menawarkan layanan korporasi, kapasitas SDM yang menjanjikan, dan beragam infrastruktur yang sama sekali tidak dimiliki di Beijing, sang ibukota para miliarder.
Tapi ini bukan berarti hendak mengatakan status miliarder tidak akan mempercepat Beijing sebagai kawasan baru kantor keluarga. Bahkan status baru sangat mungkin disandang Beijing. Karena dari penelitian UBS, kota Beijing menjadi terkenal di kalangan para pemimpin kantor keluarga kawasan Asia saat ini.
Para elit pemimpin kantor keluarga di Asia Pasifik saat ini menyatakan ada kemungkinan besar akan membuka kantor keluarga kedua di Beijing. Ini juga didukung data dari '2020 Chinese Family Office Report'. Beijing menjadi jawaban paling populer keempat setelah Hong Kong, Singapura dan AS. Ini menempatkan Beijing unggul di atas Inggris dan Eropa sebagai kota yang disukai.
Laporan yang sama juga menemukan bahwa sebagian besar bisnis yang berhubungan dengan keluarga super kaya atau UHNW di Cina ternyata memiliki markas di Beijing (24%). Berikutnya dengan tekanan global melakukan IPO di bursa saham, ini juga akan memicu lebih banyak kantor keluarga yang dibikin di Beijing untuk mengelola potensi kekayaan baru.
(IND)