IDXChannel - Pemerintah menargetkan kapasitas pembangkit panas bumi di Indonesia pada 2060 akan mencapai 22 gigawatt (GW).
“Diharapkan pada tahun 2060, kapasitas pembangkit panas bumi di Indonesia akan mencapai 22 Gigawatt,” kata Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dalam sambutannya saat membuka acara Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) ke-9, dikutip Kamis (21/9/2023).
Dia mengatakan, kapasitas pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) juga diproyeksikan akan mencapai 700 gigawatt yang berasal dari surya, hidro, angin, bioenergi, arus laut, termasuk panas bumi pada 2060.
Wapres pun menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung dalam pengembangan tenaga panas bumi menjadi salah satu sumber EBT melalui skema bisnis yang lebih menjanjikan dan pengembangan inovasi teknologi yang lebih terjangkau.
Dia menekankan bahwa perlu dilakukan perbaikan kualitas data dalam kegiatan eksplorasi panas bumi sebagai upaya menurunkan resiko pengembangan panas bumi di Indonesia, sebagai upaya untuk menjaga harga jual listrik panas bumi yang lebih kompetitif.
“Dibutuhkan dukungan program dan perbaikan mekanisme untuk menarik lebih banyak minat pengembang panas bumi di Indonesia,” ujarnya.
Dia menambahkan, insentif eksplorasi panas bumi telah disediakan pemerintah dalam bentuk pendanaan melalui program pembiayaan infrastruktur dan program mitigasi sumber daya panas bumi untuk menarik minat investor di bidang panas bumi.
“Sehingga keberadaan pembangkit panas bumi diharapkan dapat berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya dalam pembangunan infrastruktur dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat,” tutur Wapres.
Meski demikian, dia mengingatkan bahwa upaya pengelolaan sumber daya panas bumi harus memperhatikan aspek lingkungan karena sebagian besar sumber panas bumi berada dalam kawasan hutan, sehingga pengelolaannya harus memperhatikan daya dukung ekosistem kehidupan satwa di alam liar.
(RNA)