sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kasus ISPA Warga Sekitar PLTU Suralaya Menurun

Economics editor Taufan Sukma/IDX Channel
21/09/2023 10:12 WIB
data tersebut menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan kasus ISPA pada 2019 yang tercatat mencapai 49.437 kasus. 
Kasus ISPA Warga Sekitar PLTU Suralaya Menurun  (foto: MNC Media)
Kasus ISPA Warga Sekitar PLTU Suralaya Menurun  (foto: MNC Media)

IDXChannel - Kasus warga menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Cilegon, Provinsi Banten, tercatat terus menurun, meski hidup berdampingan dengan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). 
 
Data Dinas Kesehatan Cilegon, ada sebanyak 22.927 temuan kasus ISPA dari 434.896 penduduk Cilegon. Data tersebut dihimpun sejak Januari hingga Oktober 2020.

Yang menarik, data tersebut menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan kasus ISPA pada 2019 yang tercatat mencapai 49.437 kasus. 
 
Data tersebut dikuatkan oleh Taswi, warga lingkungan Semboja, Suralaya, Cilegon, Provinsi Banten. Taswi menegaskan bahwa penyakit seperti gangguan pernafasan dan batuk itu muncul lantaran perubahan cuaca serta bukan karena efek polutan dari pembangkitan listrik. 
 
"Saya pernah batuk, tapi tidak sering. Itu karena prubahan cuaca. Bukan karena efek dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya. Saya sudah hidup di sini lebih dari 33 tahun. Dan Saya bersama keluarga baik-baik saja," ujar Taswi, kepada media.

Menurut Taswi, warga RT03/RW04 Kelurahan Suralaya tidak terpengaruh terhadap adanya PLTU yang memproduksi listrik di sekitar lingkungannya. Diketahui, Taswi hidup berdampingan dengan PLTU tersebut pada radius kurang dari 1 kilometer. 
"Pernah batuk, tapi itu saat perubahan cuaca biasa," tutur Taswi.
 
Melengkapi Taswi, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Cilegon, Dana Sujaksani, saat menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Cilegon, mengatakan Cilegon ini kota industri banyak asap. 

"Namun itu tidak signifikan berakibat pada ISPA," ujar Dana.

Sementara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan emisi PLTU Suralaya menunjukkan tren baik yang artinya masih di bawah Baku Mutu Ambien (BMA) yang ditetapkan pemerintah. 
 
Emisi PLTU Suralaya sudah terkonsentrasi hanya di sekitar kawasan pembangkitan menyusul diterapkannya teknologi berbasis tinggi.

Rata-rata PLTU sudah dipasang Electrostatic Precipitator atau yang sering disebut ESP. Hasil efisiensi penyaringan abu dengan ESP dapat mencapai 99,5 persen. (TSA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement