Bambang menjelaskan langkah tersebut dilakukan agar PT. KCI tidak gegabah dalam impor kereta. Pasalnya, kereta merupakan salah transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat.
“Kita tidak ingin PT. KCI gegabah dalam memilih alat transportasi untuk rakyat. Tragedi kecelakaan kereta Bintaro yang banyak memakan korban harus kita jadikan pengalaman berharga dalam pengelolaan transportasi kereta,” imbuh politisi Gerindra itu.
Bambang menambahkan, ketersediaan suku cadang juga perlu menjadi perhatian, karena kereta yang akan diimpor oleh PT. KCI adalah produksi tahun 1994. Sehingga, jangan sampai suku cadangnya membuka potensi penyimpangan biaya perawatan.
“Ketersediaan suku cadang harus juga menjadi perhatian, apalagi kereta yang mau di impor PT KCI itu buatan tahun 1994. Jangan sampai entar terjadi praktik penggunaan suku cadang kanibal, yang tidak ada price list harga sehingga membuka ruang untuk penyimpangan biaya perawatan,” terangnya.
Bambang juga tidak ingin impor kereta bekas dari Jepang ini juga menimbulkan masalah hukum, karena pernah terjadi kasus korupsi hibah kereta api dari Jepang yang menimpa mantan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Berbagai pengalaman itulah yang seharusnya jadi pertimbangan,” tutupnya. (RRD)