Dengan demikian, hal ini menjadi sebuah tanda bahwa investor khawatir tentang ekonomi AS. “Ini adalah permainan, tidak hanya untuk ekonomi AS tetapi juga untuk ekonomi global,” kata Olu Sonola, Kepala Penelitian Ekonomi AS untuk Fitch Ratings. "Banyak negara akan berakhir resesi jika tarif ini tetap berlaku untuk jangka waktu yang lama," tuturnya.
Selama kampanye presiden, Trump berulang kali berbicara tentang penerapan tarif universal sebesar 10 persen hingga 20 persen pada semua impor dan tarif dasar 10 persen yang baru sesuai dengan deskripsi tersebut.
Dia juga mengancam akan mengenakan tarif 60 persen pada impor dari China. Namun sekarang dia mengenakan tarif timbal balik. "Ini ekstrem, tetapi sejalan dengan apa yang Trump kampanyekan,'' kata Erica York, Wakil Presiden Kebijakan Pajak Federal di Tax Foundation.
Hingga saat ini, tidak seorang pun tahu apakah tarif akan berlaku permanen atau apakah AS akan menurunkan atau membatalkannya sebagai respons terhadap negara lain yang bernegosiasi untuk mengurangi tarif mereka sendiri.
(kunthi fahmar sandy)