Kedua, akselerasi pengembangan pada daerah defisit serta daerah yang menggunakan BBM impor sebagai bahan bakar PLTD, merupakan langkah strategis baik dari sisi bisnis PLN maupun mengurangi belanja negara di sektor BBM.
Ketiga, pada sistem kelistrikan dengan reserve margin besar perlu mempertimbangkan harmonisasi supply demand, peran serta, dukungan Pemerintah, Stakeholder dalam menumbuhkan iklim investasi yang baik khususnya di bidang industri dalam rangka peningkatan demand dan pertumbuhan ekonomi.
"Ini loncatan yang sangat challenging untuk PLN dan kita berusaha agar target di 2030 bisa tercapai," jelasnya.
Pengembangan EBT di Indonesia di tahun 2030 diharapkan akan mencapai 28,9 GW kapasitas terpasang dengan energy mix mencapai 24,8 persen. Dari kapasitas terpasang tersebut, ada tambahan sekitar 20,9 GW dari kapasitas EBT saat ini sebesar 8 GW dengan energy mix yang baru mencapai 12,56 persen per September 2021.
Adapun tambahan sebesar 20,9 GW tersebut alokasi PLN sebesar 9,14 GW (43,7 persen) dan Independent Power Producer (IPP) sebesar 11,77 GW (56,3 persen). (RAMA)