Kebutuhan energi yang masih besar, lanjut Erry, tercermin dari kondisi ekonomi, baik nasional maupun global yang dalam masa pemulihan dan berpotensi untuk tumbuh.
“Kami harapkan paska pandemi ini akan bergerak tumbuh, dan ketika tumbuh analisis kami ada juga pertumbuhan konsumsi energi dan berujung ke kebutuhan energi nasional maupun regional,” ungkapnya.
Tidak hanya melayani jasa pengangkutan untuk komoditas energi seperti crude oil, BBM, dan gas, Erry juga mengatakan, PIS juga memiliki bisnis perkapalan untuk komoditas non energi. Dia optimistis, seiring dengan pulihnya ekonomi dunia maka permintaan dan perputaran logistik secara global juga akan ada kenaikan.
Komitmen PIS terhadap lingkungan juga diwujudkan dengan roadmap green integrated marine logistics company. “Ke depan, bisnis juga lebih mengarah ke green cargo seperti cargo gas. Di sisi bunkering atau fuel juga mengarah kepada fuel yang lebih green seperti LNG dan LPG. Terminal juga mengarah ke green energy, storage juga. Jadi kami memang mengarah ke green energy," tutur dia.
Senada, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan menyampaikan soal potensi bisnis dan investasi maritim serta logistik di Indonesia yang sangat besar.