sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kembangkan Fesyen Bayi dan Anak, UMKM Ini Raup Hingga Rp35 Juta per Bulan

Economics editor taufan sukma
28/02/2024 11:26 WIB
momen ramai orderan bakal dialami Armida begitu Ramadan dan Idul Fitri, di mana permintaan akan jauh lebih tinggi dari biasanya.
Kembangkan Fesyen Bayi dan Anak, UMKM Ini Raup Hingga Rp35 Juta per Bulan (foto: MNC Media)
Kembangkan Fesyen Bayi dan Anak, UMKM Ini Raup Hingga Rp35 Juta per Bulan (foto: MNC Media)

IDXChannel - Perkembangan zaman rupanya tak membuat segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya kehilangan kilaunya.

Hal ini setidaknya sukses dibuktikan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) asal Rembang, Armida Triani.

Melalui brand Littlekaaya yang dirintisnya sejak 2019 lalu, Armida secara tekun mempromosikan produk pakaian dengan padu padan kain nusantara, yang berfokus pada segmen bayi dan anak.

Menurut Armida, bisnisnya mulai menunjukkan kemajuan yang cukup berarti sejak mengikuti program pendampingan dari Rumah BUMN (RB) yang didirikan oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), atau SIG, dan dikelola oleh salah satu anak usahanya, yaitu PT Semen Gresik.

"Transaksi dalam bisnis fesyen bayi dan anak juga lebih cepat daripada orang dewasa, mengingat tumbuh kembang anak yang begitu cepat. Littlekaaya sendiri rata-rata bisa menjual 125 item dengan omzet Rp15 juta per bulan. Bahkan bila sedang ramai bisa mencapai Rp35 juta," ujar Armida, dalam keterangan resminya.

Terlebih, momen ramai orderan bakal dialami Armida begitu Ramadan dan Idul Fitri, di mana permintaan akan jauh lebih tinggi dari biasanya.

Littlekaaya sendiri merupakan merek lokal asal Rembang, yang menawarkan fesyen bayi dan anak berkonsep Asia Timur dengan sentuhan wastra atau kain tradisional nusantara, mulai dari kemeja, sweater, piama, gaun pesta, baju etnik, sandal, hingga pouch dan aksesoris lainnya.

Produk Littlekaaya dibandrol dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp70 ribu hingga Rp350 ribu.

Menurut Armida, produk-produk Littlekaaya dibuat dengan bahan berkualitas tinggi, serta desain menarik dan ceria yang tidak termakan oleh zaman dan perubahan tren (timeless), nyaman dipakai, serta mempromosikan kain nusantara yang saat ini populer di berbagai kalangan.

Sehingga tidak mengherankan bila produk Littlekaaya diminati oleh banyak masyarakat, khususnya kaum ibu.

"Pemasaran produk kami lakukan melalui media sosial dan marketplace. Kami coba untuk memaksimalkan semua fitur layanan yang ada, seperti live sale, dengan bekal pengetahuan yang kami dapat dari pelatihan yang diadakan oleh RB Rembang, seperti digital marketing dan public speaking, dan hasilnya memuaskan," tutur Armida.

Sejauh ini, dikatakan Armida, banyak pembeli datang dari Jabodetabek, sampai luar Pulau Jawa, seperti Lampung, Riau, Aceh, Bangka Belitung, Makassar dan Papua.

Sejak bergabung dengan RB Rembang pada 2021 lalu, Armida memang kerap mendapat pelatihan, mulai dari branding, digital marketing, public speaking, dan keuangan.

Armida juga mengaku sering difasilitasi untuk mengikuti pameran-pameran, seperti Future SMEs Village Side Event G20 di Bali pada 2022, BUMN uRBan SUB Fest di Parkir Timur Plaza Surabaya pada 2022, dan Bazar UMKM untuk Indonesia di Sarinah Jakarta pada 2023.

"Selain itu, RB Rembang juga telah membantu dalam proses sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia). Setelah sertifikasi SNI, saat ini kami juga sedang didampingi dalam mengurus HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)," ungkap Armida.

Bagi Armida, kehadiran RB Rembang sangat membantu UMKM untuk maju dengan memberikan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan daya saing sehingga dapat naik kelas.

Di lain pihak, Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, mengatakan bahwa kesuksesan Armida dalam mengembangkan bisnis fesyen bayi dan anak semakin menambah daftar pelaku UMKM yang telah terbantu kehadiran RB Rembang.

Prestasi ini kian menegaskan peran signifikan RB Rembang dalam memajukan UMKM yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. 

"SIG melalui RB Rembang terus mendorong kinerja UMKM binaan melalui pendampingan dan pembinaan yang intensif dan menyeluruh, mulai dari proses produksi hingga pemasaran. Apalagi ini tidak hanya membantu UMKM naik kelas, namun juga mempromosikan budaya Indonesia sehingga mampu bersaing di level nasional bahkan global," tegas Vita. (TSA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement