Hanya saja, dia mengaku, memang ada masalah teknis di lapangan yang masih harus diselesaikan, karena di Batam adalah wilayah bebas bea, sementara di Bintan tidak bebas bea.
"Maka, mobil tentunya tidak bisa jalan. Dia harus membayar bea dulu baru bisa menyeberang. Ketika masuk Batam, baru kemudian dikembalikan lagi beanya. Jadi, itu masalah teknis lapangan yang harus kita selesaikan, karena memang situasi berubah dan integrasi kawasan ekonomi makin diperlukan," ungkap Airlangga.
Dengan rencana induk ini, diharapkan kawasan Rempang bisa dikembangkan seperti yang sebelumnya disampaikan dalam presentasi industri jasa dan pariwisata.
"Dan diharapkan efeknya bisa berkembang, tentunya Batam, Bintan, Karimun, termasuk Rempang ini dekat Singapura dan Malaysia, sehingga diharapkan kita bisa memberikan daya saing tinggi," tandas Airlangga.
(FAY)