sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kembangkan Mangrove di RI, Luhut Gandeng UEA

Economics editor Taufik Fajar
16/02/2021 22:30 WIB
Pemerintah Indonesia yang diwakili Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan pemerintah Uni Emirat Arab.
Kembangkan Mangrove di RI, Luhut Gandeng UEA. (Foto: MNC Media)
Kembangkan Mangrove di RI, Luhut Gandeng UEA. (Foto: MNC Media)

"Kami menyadari pandemi Covid-19 belum berakhir. Setiap negara memiliki strategi untuk mengatasi masalah global tersebut. Indonesia memiliki program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), untuk meningkatkan ekonomi dan mata pencaharian kami. Ini juga termasuk program mangrove dan terumbu karang melalui partisipasi dalam jumlah besar dari masyarakat pesisir," ungkap dia.

Luas mangrove di Indonesia merupakan 20 persen dari luas mangrove dunia. Mangrove dapat menyimpan karbon empat kali lipat dibandingkan hutan tropis lainnya dan dapat menyimpan karbon sebanyak 87% dari karbon di seluruh dunia, artinya dapat mengurangi dampak perubahan iklim yang sedang dikhawatirkan banyak negara.

"Peraturan Presiden tentang penetapan nilai ekonomi karbon akan segera disahkan. Peraturan itu berisi mekanisme penetapan nilai ekonomi karbon, instrumen, dan pembangunan rendah karbon," jelasnya.

Sementara, Abdullah Al Nuaimi menyampaikan dampak perubahan iklim terbesar yang mengancam dunia adalah naiknya permukaan laut dan cuaca ekstrem. Mangrove berperan sebagai penghalang alami terhadap dampak tersebut, oleh karena itu budidaya dan konservasi mangrove memainkan peran penting dalam adaptasi perubahan iklim.

"Selain itu, ekosistem karbon biru, termasuk hutan bakau, merupakan penyerap karbon yang jauh lebih efektif daripada hutan darat. Hutan bakau menangkap lebih dari satu juta ton karbon dioksida di negara kita setiap tahun. Mereka juga menyediakan tempat berkembang biak bagi spesies laut dan menciptakan peluang ekowisata. Melestarikan ekosistem penting ini adalah salah satu cara yang menjanjikan untuk mengurangi karbon dioksida di atmosfer dan meningkatkan peluang sosial-ekonomi terkait," lanjut Menteri Abdullah.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement