"Perundingan IEAEU FTA telah memasuki putaran ke-4. IEAEU FTA ini bertujuan membina hubungan ekonomi yang lebih dalam dan memfasilitasi arus perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara anggota EAEU, termasuk Rusia. Perjanjian ini akan membuka jalan bagi akses pasar yang lebih besar, pengurangan hambatan perdagangan, dan peningkatan kolaborasi ekonomi,"
imbuh Wamendag Jerry.
Wamendag Jerry juga memaparkan ekonomi Indonesia di hadapan peserta forum. Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia menghadirkan peluang luar biasa bagi para pelaku bisnis dari seluruh dunia dengan Produk Domestik Bruto (PDB) USD1,32 triliun pada 2023 dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05 persen.
"Indonesia telah berhasil menarik perhatian dunia sebagai bintang gemilang di Asia dalam dekade terakhir. Indonesia juga telah muncul sebagai pusat kekuatan dalam industri strategis. Pencapaian ini diiringi dengan peningkatan PDB per kapita menjadi USD4.919,7 pada 2023 atau meningkat 5,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini memotivasi Indonesia untuk terus membina lingkungan bisnis yang kondusif dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat," jelas Jerry.
Indonesia mengalami peningkatan realisasi investasi yang signifikan pada tahun lalu, yakni mencapai USD89,3 juta atau meningkat 17,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini tidak hanya menciptakan 1,82 juta lapangan kerja, tetapi juga melampaui target yang
ditetapkan.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke Rusia pada 2023 mencakup minyak sawit senilai USD 632,6 juta, suku cadang mesin USD26,71 juta, karet USD21,43 juta, olahan makanan USD19,39 juta, dan lemak coklat USD 10,8 juta. Di sisi lain, impor Indonesia dari Rusia menunjukkan pertumbuhan 22,24 persen 2019--2023. Adapun impor utama Indonesia dari Rusia pada 2023 meliputi batu bara bituminus senilai USD495,6 juta, besi baja USD389,6 juta, pupuk USD338,1 juta, serealia USD274,8 juta, dan asbestos USD45,03 juta.
(SLF)