Kemudian terkait data ada 15.429 siswa dan 7.307 guru yang positif Covid-19 yang berasal dari laporan 46.500 sekolah itu adalah data yang belum terverifikasi sehingga masih ditemukan banyak kesalahan.
Misalnya ada sekolah yang memasukkan data jumlah guru yang terkena Covid-19 itu melebihi jumlah guru yang ada di sekolah itu. "Sehingga itu perlu kami luruskan bahwa angka-angka guru pun perlu kami berikan klarifikasi," ujarnya.
Jumeri mengakui, untuk melakukan pendataan langsung ke lapangan ke semua sekolah itu sangat berat. Oleh karena itu, solusi kedepan adalah saat ini Kemendikbudristek dan Kementerian Kesehatan sedang melakukan ujicoba sistem pendataan baru dengan memakai aplikasi PeduliLindungi.
(IND)