sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kemenhub: Penggunaan Kendaraan Listrik di IKN Masih Terkendala SPKLU

Economics editor Heri Purnomo
07/02/2023 18:13 WIB
Rencana kendaraan listrik tersebut sudah banyak diusulkan untuk digunakan di rute Balikpapan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berjarak  40 KM.
Kemenhub: Penggunaan Kendaraan Listrik di IKN Masih Terkendala SPKLU. (Foto: Heri Purnomo MNC Media)
Kemenhub: Penggunaan Kendaraan Listrik di IKN Masih Terkendala SPKLU. (Foto: Heri Purnomo MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat mengungkapkan penggunaan kendaraan listrik di kawasan pelosok masih terkendala fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). 

Direktur Angkutan Jalan Kemenhub, Suharto mengatakan, rencana kendaraan listrik tersebut sudah banyak diusulkan untuk digunakan di rute Balikpapan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berjarak  40 KM. Namun hal tersebut sulit dilakukan. Mengingat kondisi infrastruktur jalan maupun SPKLU nya belum memadai. 

“Artinya ini akan kita layani pada step berikutnya,” kata Suharto dalam diskusi dengan media di Kementerian Perhubungan, Selasa (7/2/2023). 

Adapun ketika hal tersebut diimplementasikan, Suharto mengkhawatirkan jika terjadi gangguan pada kendaraan listrik tersebut yang menyebabkan kendaraan listrik mogok. 

“Saya sampaikan siapa yang akan menyiapkan charging station-nya? Bagaimana untuk seandainya itu mogok? Karena di sana namanya teknologi listrik tidak semuanya bengkel bisa paham. Kalau kira-kira mogok gimana? Artinya banyak sekali yang harus dipertimbangkan pada saat angkutan perintis ini akan menggunakan bus listrik,” katanya. 

Tak hanya itu, Suharto juga mengatakan medan berat yang dilalui angkutan perintis selama ini juga tidak cocok kendaraan listrik. Terlebih lagi jika jalan yang dilalui ada genangan banjir nya.

“Belum lagi kita menyiapkan solusi kepada kondisi yang berat. Bagaimana kalau terendam banjir? Terendam air, saya khawatir tersetrum semuanya. Kalaupun tidak itu pasti akan korslet dan mogok. Kalau sudah mogok, tujuan layanan perintis tidak tercapai. Meskipun itu sesuatu yang stepnya di atas tapi kalau tujuannya tidak tercapai, buat apa,” tuturnya.

Suharto mengatakan saat pihaknya lebih mengoptimalkan angkutan perintis berbasis bahan bakar minyak (BBM) atau fosil. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan ada  penggunaan kendaraan listrik di lain waktu. 

“Makanya saat ini tahapannya adalah angkutan perintis dengan menggunakan angkutan (berbahan bakar) fosil, begitu sudah komersil, baru kita pertimbangkan kepada angkutan listrik sambil kita menunggu charging station-nya,” pungkasnya.


(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement