Tak hanya itu, Suharto juga mengatakan medan berat yang dilalui angkutan perintis selama ini juga tidak cocok kendaraan listrik. Terlebih lagi jika jalan yang dilalui ada genangan banjir nya.
“Belum lagi kita menyiapkan solusi kepada kondisi yang berat. Bagaimana kalau terendam banjir? Terendam air, saya khawatir tersetrum semuanya. Kalaupun tidak itu pasti akan korslet dan mogok. Kalau sudah mogok, tujuan layanan perintis tidak tercapai. Meskipun itu sesuatu yang stepnya di atas tapi kalau tujuannya tidak tercapai, buat apa,” tuturnya.
Suharto mengatakan saat pihaknya lebih mengoptimalkan angkutan perintis berbasis bahan bakar minyak (BBM) atau fosil. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan ada penggunaan kendaraan listrik di lain waktu.
“Makanya saat ini tahapannya adalah angkutan perintis dengan menggunakan angkutan (berbahan bakar) fosil, begitu sudah komersil, baru kita pertimbangkan kepada angkutan listrik sambil kita menunggu charging station-nya,” pungkasnya.
(SLF)