Kepala BPSDMI, Masrokhan mengatakan, Kemenperin terus berupaya memaksimalkan peran dalam menyusun peraturan dan kebijakan yang mendukung ekosistem vokasi. Dia pun berharap agar industri mau membuka diri dan terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi.
“Unit pendidikan yang kami miliki juga berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi, sesuai dengan tuntutan pasar kerja di sektor industri,” imbuhnya.
Masrokhan mengatakan, Kemenperin lewat BPSDMI memiliki Politeknik STMI Jakarta yang menyelenggarakan program setara Diploma 1 untuk program studi manufaktur alat berat.
Program studi ini hasil kerja sama antara BPSDMI Kemenperin dengan Komatsu Indonesia. Hal ini merupakan wujud nyata penyelenggaraan pendidikan vokasi Kemenperin yang berkolaborasi dengan pelaku industri dalam negeri.
“Program tersebut akan diikuti sebanyak 19 mahasiswa. Kurikulum atas program studi ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan industri alat berat, sehingga lulusannya nanti bisa menjadi tenaga-tenaga terampil yang akan berkontribusi pada peningkatan kinerja industri alat berat nasional,” katanya.