IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI pada Selasa (9/7/2024) membahas mengenai industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional. Terutama di tengah maraknya gulung tikar perusahaan-perusahaan tekstil dalam negeri.
Meski begitu, Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Reni Yanita menyebut industri TPT memberikan sumbangsih ketiga terbesar ekspor manufaktur Indonesia.
"Kontribusi pertumbuhan industri tekstil ini tercatat ketiga terbesar kepada ekspor manufaktur. Nilai ekspornya tercatat sampai dengan Mei 2024 tercatat USD4,68 miliar atau 6,19 persen," kata Reni dalam pemaparannya.
Selain itu, Reni mengatakan industri TPT menyerap tenaga kerja mencapai 3,87 Juta orang. Lalu, kontribusi tenaga kerja industri TPT di sektor manufaktur senilai 24,13 persen.
"Jadi bisa dibayangkan ketika kondisi industri TPT ini tidak baik-baik saja, ini juga mempengaruhi kontribusi ekspor manufaktur maupun terkait pada penyerapan tenaga kerja," tuturnya.
Reni melanjutkan industri TPT memberikan kontribusi triwulan I- 2024 mencapai 1,02 persen. Kemudian industri TPT juga menyumbangkan pendapatan Bruto Nasional (PDB) di sektor manufaktur mencapai 5,84 persen.
"Pemenuhan kebutuhan sandang dalam negeri hampir 70 persen karena total jumlah penduduk kita 270 Juta jiwa," kata Reni.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Edi Soeparno, yang memimpin RDM menjelaskan rapat yang dilaksanakan pada Selasa siang tersebut difokuskan pada kondisi carut marutnya industri TPT nasional saat ini. Ia menyebutkan selama triwulan I-2024, Industri TPT mengalami gulung tikar sebanyak 20-30 pabrik berhenti produksi.
"Kemudian terdapat PHK sampai dengan 10.800 orang karyawan. Angka tersebut melanjutkan sepanjang 2023 yang mencatat PHK terjadi sebesar 7.200 pekerja di sentra industri TPT di wilayah Bandung dan Surakarta," kata Sugeng.
(FRI)