Sehingga diharapkan dengan peningkatan produksi tersebut, maka angka importasi beras kedepannya dapat dikurangi. Sebab importasi justru membuat gabah petani dihargai murah karena membajirnya beras impor di pasar.
"Semuanya (penambahan anggaran) untuk produksi, yang bisa mengangkat produksi pertama bibit, benih, alsintan, pendampingan, kemudian irigasi kita pastikan, semua ini mutlak, semuanya Rp5,8 triliun untuk peningkatan produksi, untuk menekan impor dan meningkat produksi," kata Amran di Gedung DPR, Senin (13/11/2023).
Direktur Jenderal Hortikultura sekaligus Plt. Sekretaris Jenderal Kementan, Prihasto Setyanto menjelaskan target produksi beras 32 juta ton itu memang diakui lebih rendah jika dibandingkan dengan target yang dipatok oleh plt.
Mentan lalu yang dijabat oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebesar 35 juta ton tahun 2024. Menurutnya hal tersebut melihat kondisi dan situasi El Nino yang hingga saat ini masih mengancam sektor pertanian di Indonesia.
Kondisi iklim tersebut membuat masa tanam hingga panen untuk padi juga terulur dari musim-musim panen sebelumnya.