"Ini tidak hanya dikembangkan untuk gula tapi untuk sektor pertanian lain yang memiliki skala ekonomi. Karena itu kita gunakan teknologi dan varietas unggul dengan rendemen yang lebih tinggi sekarang ini di antara 7 sampai 8. Bahkan kita berharap mencapai 9 sampai 10 rendemen," kata Mentan.
Saat ini pemerintah tengah memprioritaskan program ekstensifikasi dan intensifikasi sebagai pengembangan tebu rakyat secara nasional. Diketahui, produksi gula Tahun 2022 mencapai 2,4 juta ton atau naik 2,1 persen apabila dibandingkan produksi Tahun 2021 yang hanya 2,3 juta ton.
"Produksi tersebut berasal dari produksi giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton, sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton," jelas SYL.
Kementan melalui Ditjen Perkebunan terus berupaya meningkatkan produktivitas tebu dan pengembangan lahan tebu rakyat dengan menginisiasi model taksi alat mesin perkebunan atau TITAN.
Program ini dinilai mampu menekan biaya usaha tebu seminimal mungkin. Paket TITAN menyediakan alsin mulai dari pengolahan lahan, tanam, budidaya, panen yang dapat diakses oleh pekebun dan disediakan oleh Pabrik Gula (PG) melalui mekanisme kemitraan.