IDXChannel - Kementerian BUMN resmi menggabungkan (merger) anak usaha Perum Perhutani ke dalam dua subholding. Upaya tersebut diharapkan mampu mendorong Perhutani merabah pasar global.
Adapun merger tersebut terdiri dari PT Inhutani II dan III bergabung ke dalam PT Inhutani I. Sementara PT Inhutani IV dan PT Perhutani Anugerah digabungkan ke dalam PT Inhutani V.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan pemegang saham akan mendorong bisnis Perhutani di pasar global. Oleh karena itu, pemerintah menggabungkan anak usaha ke dalam dua subholing merupakan bagian dari restrukturisasi perusahaan.
"Restrukturisasi BUMN termasuk penataan anak perusahaan bertujuan untuk mendorong perusahaan BUMN fokus pada bisnisnya, sehingga mampu memberi kontribusi pada peningkatan pertumbuhan perekonomian negara dan masyarakat," ungkap Pahala, Jumat (26/8/2022).
Sebagai BUMN di klaster perkebunan dan kehutanan, Perhutani telah mewujudkan upaya restrukturisasi tersebut melalui aksi korporasi berupa pembentukan regrouping anak perusahaannya yang ditandai dengan peluncuran regrouping dan rebranding anak perusahaan.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro menyebut pasca merger pihaknya menerapkan strategi product focus untuk pertumbuhan bisnis perusahaan. Dengan demikian, aksi korporasi ini menunjukkan bahwa Perhutani memiliki skala ekonomi usaha dan pangsa pasar yang lebih besar, serta akses yang lebih luas daripada sebelumnya.
“Tujuan dari merger adalah untuk membentuk sinergi potensial sehingga Perhutani Group siap menghadapi persaingan usaha nasional dan global,” tutur Wahyu.
Merger ini, lanjut Wahyu, akan mempermudah knowledge sharing, salah satu bentuk sinergi potensial antara induk dan anak perusahaan. Research and Development, serta pengembangan SDM yang bisa diimplementasikan anak perusahaan.
Wahyu mengatakan Regrouping anak perusahaan menunjukkan strategi product focus, yaitu Inhutani I fokus pada produk kayu berbasis engineering wood product, biomass, pengembangan proyek-proyek nature based solutions atau perdagangan karbon (carbon trade) dan pengembangan multiusaha kehutanan, serta optimalisasi kawasan konsesi hutan alam dan hutan tanaman.
Sedangkan Inhutani V fokus pada produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa gondorukem, terpentin, dan derivatnya, serta optimalisasi pemanfaatan Kawasan melalui skema kemitraan untuk pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan multiusaha kehutanan.
Selanjutnya Econique akan berfokus pada ekowisata. Selain mengelola destinasi wisata di bawah naungannya, bisnis wisata yang dikelola Perhutani dan Inhutani I akan dialih kelolakan (spin off) secara bertahap kepada Econique. Pada 2022 terdapat 26 destinasi wisata dan enam rest area yang akan dialih kelolakan.
Sebaliknya, sumber daya yang dimiliki anak perusahaan dapat pula digunakan untuk pengembangan usaha baru, seperti pengembangan proyek nature based solutions.
“Menuju Perhutani Baru, kami ingin berubah dengan cepat bersama-sama di tengah dinamika yang terjadi saat ini. Kedepannya, Perhutani sebagai induk perusahaan akan fokus pada hulu bisnis, yaitu kelestarian sumber daya hutan dan kelestarian hasil hutan, ujarnya.
(FRI)