“Diharapkan momen ini dianggap mampu menciptakan peluang baik untuk menjalin kerjasama antara pemangku kepentingan industri panas bumi. API akan terus mendukung upaya - upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia khususnya energi panas bumi yang menunjukkan bahwa transisi energi itu bukan solusi, transisi energi harus dilakukan dalam menjawab tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional,” jelas Prijandaru di Jakarta, Selasa(21/9/2021).
Chairman of DIIGC 2021 Ahmad Yuniarto mengatakan oleh karena itu tujuan diselenggarakannya The 2nd Digital Indonesia International Geothermal Convention (DIIGC) 2021 akan selalu menjadi forum dan momen besar dalam mempertemukan lembaga pemerintah, pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, investor, perusahaan jasa, akademisi, dan pakar industri panas bumi untuk meningkatkan serta mempercepat pengembangan di industri panas bumi di Indonesia. "Khususnya dan sudah tentu seluruh dunia sebagai tanggung jawab bersama bagi masa depan yang lebih baik,” ujar Ahmad.
Ahmad menargetkan lebih dari 1.000 delegasi menghadiri convention secara virtual yang terdiri dari perusahaan pengembang panas bumi, perusahaan pelayanan panas bumi, perusahaan pendukung, pemerintah, para ahli dari universitas serta mahasiwa/i. Kegiatan ini dimulai dari tanggal 21 - 24 September 2021 dengan sesi Virtual Convention, Virtual Technical Paper Session, dan Virtual Field Trip ke Muara Laboh dan New Zealand*. Dimana tahun ini API bersama On Us Asia sebagai organizer berkolaborasi untuk penyelenggaraan kegiatan convention virtual dengan baik dan lebih menarik. (TIA)