IDXChannel - Sejumlah harga komoditas bergerak naik seiring pemulihan ekonomi Tiongkok dan Amerika Serikat. Meski demikian, Worldbank memperkirakan pada 2022, kenaikan harga komoditas tidak akan berlanjut signifikan.
Harga komoditas terpantau bergerak mendekati harga tertinggi menyusul tren pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan China dari pandemi Covid-19.
Dikutip 2nd Session Closing Market IDX Channel, Jumat (7/5/2021), merujuk data Bloomberg, secara year to date hingga 5 Mei 2021, minyak kedelai menjadi komoditas paling tinggi kenaikannya, sebesar 51,3%. Tembaga naik 28,1%, nikel 5,8%, minyak mentah 29,3%, sementara emas turun 5,7%.
Harga minyak tercatat mengalami pemulihan paling cepat setelah sempat terjun saat pandemi Covid-19. Meski demikian, OPEC tampak menahan produksi di pasar untuk mengantisipasi risiko perubahan cuaca. Sementara itu, pemulihan komoditas logam terlihat dari permintaan yang meluas ditopang oleh negara maju dan juga negara Emerging Market and Developing Economies.
Disisi lain, Worldbank memperkirakan pada 2022 kenaikan harga komoditas tidak akan berlanjut signifikan, seiring dengan kenaikan harga logam yang naik tipis saat ini.
Harga minyak mentah diperkirakan berada di rata-rata USD56 per barel pada 2021, sebelum akhirnya naik ke level USD60 per barel pada 2022. Sementara harga logam diramal akan naik mendekati 30% tahun ini dan akan turun pada 2022. Sedangkan harga komoditas pertanian yang diproyeksi naik 14% pada 2021, diperkirakan akan stabil pada 2022.
Kekurangan produksi di beberapa komoditas seperti kedelai, kelapa sawit, dan jagung menyebabkan kenaikan harga yang tajam. Kendati demikian, sebagian besar pasar komoditas pangan global tetap dipasok secara memadai berdasarkan ukuran historis. (TIA)