"Bapanas telah menentukan penugasan. Pertama, bantuan pangan beras sebagai stimulus ekonomi selama 2 bulan, Juni dan Juli. Ada 18,3 juta penerima dan diupayakan 1 kali kirim. Jadi 20 kilogram beras," tutur Arief.
"Kedua, SPHP beras. Penyaluran dari Januari sampai Idul Fitri kemarin sebesar 181 ribu ton. Lalu diberhentikan sementara. Ini agar di saat panen raya dapat mengisi stok CBP, sehingga hari ini total stok ada 4,15 juta ton," tambahnya.
Lebih lanjut, Arief mengungkap 1,8 juta ton beras merupakan transfer stok dari 2024. Sementara penyerapan beras dalam negeri mencapai 2,5 juta ton. Dia memperkirakan produksi beras Indonesia pada periode 2025/2026 dapat mencapai 35,6 juta ton.
Dengan target tersebut, Indonesia mencatatkan perkembangan produksi yang paling signifikan terhadap periode sebelumnya, yakni 4,5 persen. Sementara negara produsen beras terbesar masih dipegang oleh India dengan 146,6 juta ton.
Disusul oleh China sebesar 143 juta ton, dan tempat ketiga yaitu Bangladesh dengan 40,7 juta ton.
(Febrina Ratna Iskana)