sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kepala Bapanas Sebut Kunci Ketahanan Pangan Ada di Petani

Economics editor Tangguh Yudha/MPI
02/07/2024 11:03 WIB
Kepala Bapanas mengatakan kunci ketahanan pangan nasional berada di tangan para petani dan tidak boleh didasarkan pada komoditas impor.
Kepala Bapanas Sebut Kunci Ketahanan Pangan Ada di Petani. (Foto: MNC Media)
Kepala Bapanas Sebut Kunci Ketahanan Pangan Ada di Petani. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan kunci ketahanan pangan nasional berada di tangan para petani. Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut ketahanan pangan nasional tidak boleh didasarkan pada komoditas impor.

"Jangan ketahanan pangan Indonesia itu didasarkan pada impor saja. Kuncinya ada di ada di bapak ibu semua, sedulur petani. Kalau dikaitkan dengan kondisi kurs hari ini, bagaimana dampaknya ke pangan nasional?" kata Arif dalam acara tanam jagung di Gunungkidul, Yogyakarta, seperti dikutip Selasa (2/7/2024).

Dia pun menegaskan semua pihak harus mendukung produksi dalam negeri, sehingga bisa penuhi kebutuhan domestic. Ini kesempatan kita sekarang produksi dalam negeri, karena harganya pasti bagus,” kata dia.

Arief turut mendorong Kementerian Pertanian (Kementerian) agar dapat memastikan dukungan terhadap petani, misalnya benih dan pupuk. Sementara pihaknya mempersiapkan di fase pasca panen seperti penyerapan oleh peternak unggas dan mobilisasi stok dari daerah surplus ke daerah yang defisit.

Ia menyebut, pernyataan Presiden Jokowi mengenai ancaman kekeringan dan dampaknya terhadap ketersediaan pangan harus dimitigasi sejak saat ini. Terlebih World Bank dalam publikasi ‘Indonesia Economic Prospects’ yang dirilis Juni ini menyebutkan inflasi dan harga pangan pokok seperti beras, daging ayam, dan telur sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim.

“Persiapan pangan kita hari ini perlu percepatan, perlu konsentrasi penuh, karena memang ada climate change. Untuk itu, kepada Bulog tugasnya adalah menyerap dengan harga yang baik, jadi tak boleh harga GKP di bawah Rp6.000 per kilo," ujar Arief.

Dia mengatakan target penyerapan Bulog tidak dibatasi dan harus menyerap sebanyak-banyaknya. “Pokoknya tugas Kementan itu siapkan produksi, lalu untuk penyerapan dan jaga harga agar tidak jatuh itu NFA dan Bulog. Kita bagi tugasnya begitu,” tuturnya.

Arief melanjutkan, upaya ini perlu dilakukan agar nantinya di akhir tahun sampai dengan awal tahun depan, Indonesia mempunyai Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang cukup. Adapun CPP itu salah satunya untuk bantuan pangan beras yang akan terus kita lanjutkan di Agustus, Oktober, dan Desember.

"Berasnya harus yang kualitas bagus, tidak boleh jelek, dan kita perlu bangga dalam satu dua bulan terakhir, beras yang didistribusikan adalah produksi dalam negeri,” kata Arief.

Hingga minggu ketiga Juni 2024, realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog telah berada di angka 690 ribu ton. Sementara total salur sepanjang tahun ini telah mencapai 1,8 juta ton antara lain penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 759 ribu ton, bantuan pangan beras tahap pertama 656 ribu ton dan tahap kedua 378 ribu ton, dan tanggap darurat 348 ton.

(FRI)

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement