Dia mengatakan target penyerapan Bulog tidak dibatasi dan harus menyerap sebanyak-banyaknya. “Pokoknya tugas Kementan itu siapkan produksi, lalu untuk penyerapan dan jaga harga agar tidak jatuh itu NFA dan Bulog. Kita bagi tugasnya begitu,” tuturnya.
Arief melanjutkan, upaya ini perlu dilakukan agar nantinya di akhir tahun sampai dengan awal tahun depan, Indonesia mempunyai Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang cukup. Adapun CPP itu salah satunya untuk bantuan pangan beras yang akan terus kita lanjutkan di Agustus, Oktober, dan Desember.
"Berasnya harus yang kualitas bagus, tidak boleh jelek, dan kita perlu bangga dalam satu dua bulan terakhir, beras yang didistribusikan adalah produksi dalam negeri,” kata Arief.
Hingga minggu ketiga Juni 2024, realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog telah berada di angka 690 ribu ton. Sementara total salur sepanjang tahun ini telah mencapai 1,8 juta ton antara lain penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 759 ribu ton, bantuan pangan beras tahap pertama 656 ribu ton dan tahap kedua 378 ribu ton, dan tanggap darurat 348 ton.
(FRI)