sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ketatnya Persaingan Pasar EV Asia Tenggara, RI Tertinggal dari Thailand?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
13/01/2023 16:05 WIB
Negeri Gajah Putih menguasai hampir 60% pangsa pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara. Sementara RI ada di urutan kedua.
Ketatnya Persaingan Pasar EV Asia Tenggara, RI Tertinggal dari Thailand? (Foto: MNC Media)
Ketatnya Persaingan Pasar EV Asia Tenggara, RI Tertinggal dari Thailand? (Foto: MNC Media)

Pemerintah Thailand juga memberikan sejumlah insentif berupa subsidi, keringanan cukai, dan pengurangan pajak impor yang mendukung penguatan pangsa pasar jenis kendaraan ini.

Sementara Indonesia hanya  menyumbang 25% pangsa pasar penjualan kendaraan listrik Asia Tenggara untuk periode yang sama.

Menurut survei bertajuk Global Passenger Electric Vehicle Model Sales Tracker ini, varian Wuling Air EV yang diluncurkan selama kuartal ini di Indonesia langsung menjadi primadona dan menjadi model mobil listrik terlaris.

Adapun Singapura menduduki pangsa pasar EV terbesar ketiga di kawasan ini mencapai hampir 12%. Negeri Singa menargetkan 100% penjualan kendaraan tanpa emisi pada 2030 dan telah memperkenalkan berbagai insentif, kebijakan, dan skema untuk meningkatkan adopsi kendaraan listrik.

Di samping itu, Singapura juga tengah mengembangkan jaringan 60.000 titik pengisian daya yang terhubung satu sama lain.

Sementara Malaysia hanya memiliki 3% pangsa pasar EV Asia Tenggara pada Q3 2022. Meskipun demikian, pemerintah Malaysia mendukung penerapan EV dan telah membebaskan EV dari pajak jalan raya, impor, cukai, dan penjualan.

Investor Lebih Pilih Thailand?

Baru-baru ini, banyak perusahaan telah mengumumkan rencana untuk mendirikan unit produksi baterai EV di Indonesia. Hal ini sejalan dengan target pemerintah RI untuk membangun kapasitas baterai kendaraan listrik sebesar 140 GWh pada tahun 2030.

Namun, sepertinya Indonesia harus bersaing ketat dengan Thailand dalam hal menarik investasi kendaraan listrik.

Baru-baru ini, mengutip Nikkei Asia, pembuat kendaraan listrik asal China, BYD, menandatangani kesepakatan untuk membeli hampir satu kilometer persegi tanah di Rayong, di pantai timur Teluk Thailand.

BYD dikabarkan akan mulai memproduksi kendaraan listrik di sana pada 2024. Pihak kawasan industri Thailand WHA mengatakan itu adalah transaksi terbesar perusahaan dalam 25 tahun.

Transaksi itu juga kemungkinan menjadikan China sebagai investor terbesar di Thailand untuk tahun 2022, menggulingkan Jepang untuk pertama kalinya sejak 1994, menurut data Japan External Trade Organization (JETRO).

Sementara itu Honda Motor mengumumkan pada November lalu bahwa mereka berencana untuk memulai produksi massal SUV all-electric di Thailand pada 2023. Honda memproduksi mobil dan sepeda motor di Thailand, Indonesia, dan India tetapi memiliki fasilitas penelitian dan pengembangan hanya di Thailand.

Singkatnya, Indonesia harus masih berusaha keras menarik Tesla dan Elon Musk untuk mau berinvestasi mobil listrik di Tanah Air. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement