sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ketidakpastian Geopolitik Global Masih Membebani EkonomI Indonesia di 2025

Economics editor Suparjo Ramalan
13/01/2025 12:24 WIB
Ketidakpastian geopolitik global diperkirakan masih akan berlanjut pada 2025. Hal itu dikhawatirkan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia.
Ketidakpastian Geopolitik Global Masih Membebani EkonomI Indonesia di 2025. (Foto: MNC Media)
Ketidakpastian Geopolitik Global Masih Membebani EkonomI Indonesia di 2025. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ketidakpastian geopolitik global diperkirakan masih akan berlanjut pada 2025. Hal itu dikhawatirkan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia.

Ekonom Senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menilai, risiko geopolitik pada 2024 masih berlanjut di 2025. Kondisi tersebut bisa diperparah dengan adanya 40 negara yang akan melaksanakan pemilihan umum (pemilu) pada 2025.

Beberapa negara yang bakal melaksanakan pemilu dan diproyeksi memperkuat gejolak geopolitik dunia di antaranya, Jerman dan Italia. Selain itu, mundurnya Justin Trudeau sebagai Perdana Menteri Kanada juga turut mewarnai dinamika geopolitik internasional. 

“Nah tahun ini (gejolak geopolitik) itu masih memberikan semacam carry over atau sambungan dari risiko geopolitik di tahun 2024, karena tahun ini saya cermati ada kurang lebih 40 negara juga akan menyelenggarakan pemilu,” ujar Ryan dalam sesi Market Review IDX Channel, Senin (13/1/2025).

Kondisi lain yang turut memperkuat gesekan geopolitik yaitu antara kubu barat dan timur adalah kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat (AS) 2024. Hal ini dinilai membawa dampak tidak hanya pada politik domestik AS, tetapi juga melanda Asia Tenggara (Asean).

Terlebih lagi Trump kembali menegaskan slogan ‘America First’. 

“Nah Indonesia sebagai negara yang bersifat terbuka tentu apa yang terjadi di belahan dunia yang lain itu secara tidak langsung maupun langsung akan memberikan pengaruhnya baik dari sisi yang positif maupun sisi negatif,” tutur dia. 

Indonesia yang dikhawatirkan bakal terdampak geopolitik dunia tahun ini disarankan untuk melakukan assessment atas dinamika yang terjadi. Sehingga, kebijakan yang dirumuskan pemerintah bisa memitigasi risiko buruk yang terjadi ke depan. 

“Kemudian bagaimana kita memitigasi atau mengantisipasi potensi-potensi dampak-dampak negatifnya, terutama kemungkinan akan ada semacam perubahan arah kebijakan ekonomi di beberapa negara maju,” lanjut Ryan. 

Dia juga menilai pemerintah harus mempertimbangkan leveraging terutama dari jalur transaksi perdagangan internasional. Selain itu penguatan foreign direct investment. 

“Kemudian, juga jadi jalur keuangan bagaimana kita bisa meningkatkan foreign direct investment kita, investasi asing lebih besar lagi ke dalam negeri,” ujar dia.

(Febrina Ratna Iskana) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement