IDXChannel - Ekonomi Indonesia di 2022 terbilang cemerlang meski dihantui berbagai turbulensi.
Hal tersebut didukung penurunan kasus covid-19 dan kembali meningkatnya mobilitas masyarakat. Permintaan domestik juga menjadi salah satu penyokong ketahanan ekonomi RI.
Bagaimana kilas balik ekonomi RI di 2022?? berikut rangkumannya.
Triwulan I - 2022
Kilas balik ekonomi Indonesia dimulai pada triwulan I 2022. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi di periode ini tumbuh sebesar 5,01% dibandingkan dengan periode yang sama 2021.
Pertumbuhan signifikan terjadi di sektor transportasi dan pergudangan, yakni 15,79%. Di sisi lain, komponen ekspor barang dan jasa juga mengalami pertumbuhan di angka 16,22%.
Sebagian besar aktivitas produksi, konsumsi, dan investasi pada triwulan ini meningkat. Contohnya, konsumsi listrik untuk segmen industri tumbuh sebanyak 15,44%, impor bahan baku juga tumbuh di level 33,44%, impor barang konsumsi naik menjadi 11,77%, dan impor barang modal tumbuh 30,68%.
Jika dikategorikan menurut lapangan usaha, industri pengolahan mengalami pertumbuhan paling tinggi sepanjang triwulan I, yakni 1,06%.
Dalam kategori menurut pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan paling tinggi dengan angka 2,35%.
Terkait PDB (Produk Domestik Bruto), Pulau Jawa memberikan kontribusi paling besar terhadap PDB Indonesia, yakni 57,78%.
Meskipun begitu, pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Jawa tidaklah begitu besar, yakni 5,07% pada triwulan I 2022.
Di posisi kedua, ada Pulau Sumatera yang berkontribusi sebesar 21,96% atas PDB Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Sumatera jauh lebih besar dibandingkan dengan Jawa, dengan angka 21,96%.
Selanjutnya, menyusul Kalimantan (kontribusi 8,29%), Sulawesi (kontribusi 6,73%), Bali dan Nusa Tenggara (kontribusi 2,66%), dan Maluku-Papua (kontribusi 2,58%).
Triwulan II-2022
Hasil baik juga terjadi pada triwulan II 2022, di mana ekonomi tumbuh menjadi 5,44%. Hal ini berbanding terbalik di mana pada periode yang sama tahun sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 3,72%.
BI (Bank Indonesia) menyebut, konsumsi rumah tangga masih menjadi salah satu sumber pertumbuhan tertinggi (dari sisi pengeluaran), yakni 5,51%.
Sementara itu, hampir semua sektor pada triwulan II seperti industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta transportasi pergudangan menunjukkan hasil yang baik.
Tumbuhnya ekonomi Indonesia pada triwulan ini adalah satu hal yang sangat positif, mengingat tingginya tekanan inflasi dan risiko lemahnya ekonomi global.
Pulau Jawa menjadi kontributor terbesar dengan memberikan 56,55% terhadap ekonomi Indonesia. Di mana, DKI Jakarta adalah wilayah dengan kontribusi paling tinggi, yakni 29,46%, disusul Jawa Timur (25,30%) dan Jawa Barat (22,48%).