Namun, generasi baru manajemen memimpin Unilever melewati tahun 1930-an.
Dengan rincian, dua pertiga dari keuntungan Unilever diperoleh oleh grup Belanda dan sepertiga oleh grup Inggris.
Barulah di tahun 1937 setelah meningkatnya konflik perdagangan di Eropa, khususnya di Jerman, membuat pembagian keuntungan dilakukan secara merata.
Sementara itu, Unilever memperluas operasinya di AS melalui dua akuisisi penting: Thomas J.Lipton Company, produsen teh (1937), dan merek pasta gigi Pepsodent (1944).
Barulah 1989 Unilever berperan penting setelah mengakusisi beberapa bisnis parfum Shering-Plough di Eropa; bisnis Calvin Klein dari Minnetonka Inc dan sejauh ini, pembelian terbesar dari ketiganya, Fabergé Inc, produsen parfum Chloe, Lagerfeld, dan Fendi di Amerika, seharga USD1,55 miliar.
Kondisi ini menjadikan mereka menguasai pasar kosmetik kelas atas adalah bisnis dengan margin tinggi, dan Unilever berencana meningkatkan pemasaran produk barunya untuk meningkatkan penjualan.