IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat optimisme pelaku industri pada November 2025 terhadap kondisi usaha enam bulan mendatang naik hingga 71 persen, dari sebelumnya 70,5 persen pada Oktober. Sementara tingkat pesimisme turun dari 5,4 persen menjadi 5,2 persen.
"Secara umum, 78 persen responden menyatakan kegiatan usahanya berjalan membaik atau stabil, naik dari periode sebelumnya yang sebesar 77,9 persen responden. Lebih rinci, 31,8 persen responden menyebut kondisi usahanya membaik, sementara 46,2 persen menyatakan stabil, dan hanya 22 persen yang menilai kondisi usahanya menurun," ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief dalam rilis IKI November 2025, Kamis (27/11/2025).
Sebelumnya, kondisi makroekonomi dalam negeri turut memberikan pondasi yang stabil bagi sektor industri. Inflasi yang terjaga pada level 2,86 persen (year on year/yoy) serta indikator permintaan domestik menunjukkan penguatan.
Hal tersebut tercermin dari penjualan eceran September 2025 yang tumbuh 3,7 persen (yoy), Indeks Keyakinan Konsumen Oktober yang naik ke level 121,2, serta Indeks PMI S&P Global Manufaktur Indonesia yang mencapai 51,2, menandakan ekspansi aktivitas manufaktur selama tiga bulan berturut-turut.
"Penguatan permintaan domestik ini menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan aktivitas industri, sekaligus menunjukkan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha yang terus meningkat. Kemenperin optimistis dapat menarik lebih banyak investasi ke sektor manufaktur, khususnya investasi asing. Kami telah menyiapkan berbagai fasilitas fiskal, nonfiskal, dan kawasan industri untuk mendukung percepatan tersebut," kata Febri.
Sebagai wujud konkret dalam menjaga keberlanjutan ekspansi industri manufaktur, Kemenperin menegaskan komitmennya melalui berbagai kebijakan yang berpihak pada industri dalam negeri.
Upaya yang ditempuh mencakup penguatan pasar domestik melalui P3DN, jaminan ketersediaan energi industri dengan harga kompetitif, perlindungan terhadap impor melalui SNI dan kebijakan selektif, serta dukungan pengembangan teknologi dan hilirisasi berbasis sumber daya lokal.
Febri juga menyampaikan dukungan Kemenperin terhadap upaya Presiden Prabowo Subianto dalam melindungi sektor industri dalam negeri melalui penguatan kebijakan pembatasan impor selektif serta pemberantasan barang ilegal.
"Kami mendukung langkah-langkah tegas yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat struktur industri nasional serta melindungi pelaku usaha dalam negeri dari berbagai tekanan global, seperti banjir impor dari China dan dampak tarif resiprokal AS,” kata dia.
(NIA DEVIYANA)