Kobalt diproduksi sebagai produk sampingan dari tembaga. Seiring dengan meningkatnya produksi tembaga di negara Afrika tersebut, produksi kobalt juga melonjak, sehingga menekan harga kobalt global.
Analis Argus Media Thomas Kavanagh mengatakan larangan tersebut dapat menguntungkan Indonesia, produsen terbesar kedua di dunia.
"Hal tersebut menunjukkan risiko dari kobalt asal Republik Demokratik Kongo," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)