Di sisi lain, biaya produksi berkurang akibat penurunan harga pupuk hingga 40 persen. Kondisi ini dinilai berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan petani dan konsumsi barang kebutuhan sehari-hari.
Selain penurunan harga pupuk, Sandy melihat ada peningkatan harga minimum pembelian beras, dan jagung kurang lebih sebesar 10 persen.
“Kami melihat pertumbuhan konsumsi FMCG di pedesaan meningkat pesat, terutama karena adanya kenaikan harga beli minimum untuk beras dan jagung sebesar 10 persen serta dukungan program B40 untuk harga sawit,” ujarnya.
Selain faktor harga komoditas, pemerintah juga terus menggulirkan berbagai program insentif untuk masyarakat pedesaan, termasuk dana desa dan bantuan sosial yang jumlahnya terus ditingkatkan.
“Program-program ini kebal terhadap pemotongan/efisiensi anggaran,” ujar Sandy.