"Kalau mengikuti logika itu, harus ada 1-1,5 juta ton setiap saat, kalau setiap 4 bulan sekali diadakan perputaran beras, artinya perlu outlet kira-kira 250-375 ribu ton/bulan. Ini cukup besar. Pertanyaannya sekarang, apakah outlet yang sekarang itu ada?," cetusnya.
Dengan demikian, Khudori menekankan, mengelola CBP tanpa outlet penyaluran pasti memerlukan anggaran besar. Sementara pemerintah tidak mau membiayai ini. Maka dari itu diubah menjadi skema penggantian.
"Pengelolaan CB tanpa outlet penyaluran pasti perlu perputaran stok yang cepat agar kualitas beras tidak turun dan stok tidak menumpuk. Tapi sampai saat ini outlet perputaran stok yang cepat, pasti, dan besar itu belum tersedia," tandasnya.
(NDA)