“Kami sedang melalui masa-masa yang sangat sulit. Kami membutuhkan perubahan sistem,” ungkap Miranda Lazara (53) seorang guru tari.
Diaz-Canel merupakan Presiden Kuba sekaligus pimpinan partai komunis yang berkuasa di Kuba, menilai kerusuhan yang terjadi karena andil Amerika Serikat yang sudah puluhan tahun memberikan sanksi embargo perdagangan kepada Kuba.
Presiden Kuba, Diaz mengatakan, banyak dari pengunjuk rasa dimanupulasi oleh kampanye media sosial yang diatur oleh Amerika Serikat.
Pejabat Wakil Sekretaris Kantor Urusan Belahan Barat, Departemen Luar Negeri, Amerika Serikat, Julie Chung mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan apa yang terjadi di Kuba. (RAMA)