Menurut dia, Indonesia agak beruntung karena sebagai negara produsen bahan bakar fosil memiliki kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk memberikan proteksi kepada perusahaan listrik seperti PLN agar tahan terhadap krisis. Namun kebijakan tersebut juga merugikan karena kebijakan DMO yang ada membuat energi terbarukan tidak bisa bersaing secara apple to apple karena ada subsidi ke energi fosil.
"Melihat pengalaman di Eropa dan Inggris, kita harus memikirkan diversifikasi pasokan energi dan efisiensi energi. Ketika meningkatkan bauran EBT maka harus memikirkan energy storage dalam jangka panjang," tuturnya.
Fabby menuturkan, transisi energi harus dilakukan secara terencana dan menyiapkan instrumen pengamanan untuk melindungi akses energi bagi masyarakat miskin terutama yang terdampak kebijakan harga.
"Dan yang paling penting sekali bagi Indonesia adalah mengomunikasikan transisi energi secara bijak kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya," tandasnya. (NDA)