Sebagai informasi, real estat menyumbang sekitar 78 persen kekayaan rumah tangga di China – dua kali lipat dibandingkan AS.
Sebelumnya, krisis sektor properti China adalah krisis keuangan saat ini yang dipicu oleh gagal bayar obligasi oleh Evergrande Group pada 2021.
Evergrande dan sejumlah pengembang properti China lainnya, mengalami tekanan finansial akibat pembangunan yang berlebihan dan peraturan baru otoritas terkait mengenai batas utang perusahaan-perusahaan ini.
Krisis ini menyebar ke pada 2021 hingga ke pengembang properti besar seperti Country Garden, Kaisa Group, Fantasia Holdings, Sunac, Sinic Holdings, dan Modern Land mengalami nasib serupa.
Melansir IMF pada Februari lalu, penurunan sektor properti China sudah memasuki tahun ketiga dan telah dilakukan beberapa langkah penyelamatan.