“Banyak pengembang yang tidak mampu lagi menjalankan usahanya namun terhindar dari kebangkrutan berkat peraturan yang memperbolehkan pemberi pinjaman menunda kredit macet mereka, sehingga membantu meredam dampak buruk terhadap harga real estate dan neraca bank,” kata Henry Hoyle, ekonom IMF.
Namun, pada saat yang sama, kerentanan utama di sektor ini masih belum diatasi. Hal ini menunjukkan adanya risiko berkelanjutan terhadap krisis yang terjadi.
Sebelumnya, Bank Sentral China (PBOC) mempertahankan suku bunga pinjaman utama pada rapat Juni 2024.
Kebijakan ini sejalan dengan ekspektasi pasar di mana suku bunga dasar pinjaman (LPR) tenor 1 tahun yang menjadi acuan sebagian besar pinjaman korporasi dan rumah tangga dipertahankan pada level 3,45 persen.
Sementara itu, suku bunga tenor 5 tahun, yang menjadi acuan untuk KPR properti, dipertahankan pada 3,95 persen setelah rekor penurunan sebesar 25 basis points (bps) pada Februari lalu.