Pekan lalu, surat kabar Wall Street Journal mengatakan pihak berwenang China telah meminta pemerintah daerah untuk mempersiapkan kemungkinan runtuhnya Evergrande, mendesak mereka untuk mencegah kerusuhan dan mengurangi efek pada perekonomian lainnya.
Nyatanya, pada akhir Juni, Evergrande masih memiliki 1.236 proyek untuk dijual, katanya dalam laporan semi-tahunan, termasuk yang telah selesai dan sedang dibangun. Dalam beberapa bulan terakhir, Evergrande malah kembangkan model bisnis pinjaman untuk membangun yang kemudian berhenti membayar beberapa investor dan pemasok serta menghentikan pekerjaan pembangunan di banyak proyek di seluruh China.
Regulator perumahan juga telah menetapkan batas waktu pada 24 September bagi kantor regional untuk melaporkan kesenjangan pendanaan yang dihadapi proyek Evergrande yang belum selesai, kata Caixin, tetapi tidak segera jelas apakah ini telah dipenuhi.
Terhuyung-huyung dibayangi utang USD305 miliar, Evergrande sampai menunggak tenggat waktu pembayaran obligasi tersebut dan disusul keheningan perusahaan terkait masalah yang telah membuat investor global bertanya-tanya apakah mereka harus menelan kerugian besar ketika masa tenggang 30 hari berakhir. (TIA)