sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kurir Demo hingga PHK Karyawan, Begini Jeroan Kinerja Shopee dan Sang Induk Sea 

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
19/09/2022 16:11 WIB
Menurut Shopee Indonesia, PHK menjadi langkah terakhir yang harus ditempuh perusahaannya sebagai langkah efisiensi.
Kurir Demo hingga PHK Karyawan, Begini Jeroan Kinerja Shopee. (Foto: MNC Media)
Kurir Demo hingga PHK Karyawan, Begini Jeroan Kinerja Shopee. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Shopee Indonesia mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah karyawan perusahaan pada Senin (19/9). Tak main-main, sebanyak 3 persen karyawan Shopee Indonesia akan dirumahkan, mengutip Bloomberg (19/09).

Pengumuman PHK ini disampaikan oleh Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira.

Menurutnya, ini langkah terakhir yang harus ditempuh perusahaannya sebagai langkah efisiensi, setelah sebelumnya melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

"Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit," katanya dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta, Senin (19/9).

Per kuartal I-2022, Shopee Indonesia tercatat memiliki karyawan sebanyak 6.232 orang, mengutip iPrice. Dengan demikian, 3 persen dari total jumlah karyawan Shopee yang terkena PHK sekitar 180 orang.

Di Asia Tenggara, berdasarkan Quarterly Report Shopee 2022, e-commerce berkode warna orange ini menempati peringkat pertama sebagai e-commerce utama di Indonesia dan Taiwan berdasarkan rata-rata pengguna aktif bulanan dan total waktu yang dihabiskan di aplikasi pada Q2 2022.

Namun berdasarkan data iPrice, Tokopedia sebagai kompetitor utama Shopee masih menempati urutan pertama e-commerce dengan rata-rata jumlah pengunjung per bulan terbanyak. Adapun rata-rata pengunjung bulanan laman Tokopedia mencapai 157,2 juta pada kuartal I 2022, naik 5,1 persen dari kuartal IV 2021 yang tercatat 149,6 juta kunjungan.

Sementara Shopee di urutan kedua dengan rata-rata pengunjung bulanan 132,77 juta pada kuartal I 2022, naik 0,6 persen dari kuartal sebelumnya yang masih 131,9 juta. (Lihat tabel di bawah ini.)

Beban Tinggi Ditambah Efek Makro Global

Dalam rilis persnya, Shopee menyebut PHK ini merupakan langkah efisiensi yang sejalan dengan fokus perusahaan secara global untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.

“Perusahaan akan berfokus ke pertumbuhan bisnis yang mandiri serta berkelanjutan, dan kami ingin memperkuat dan memastikan operasional perusahaan kami stabil di situasi ekonomi saat ini,” imbuh Radynal.

Meski demikian, Shopee mengaku berkomitmen untuk memberikan dukungan bagi karyawan yang terdampak dari kebijakan ini.

“Proses ini akan dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah. Karyawan yang terdampak akan mendapatkan pesangon sesuai ketentuan perundang-undangan dengan tambahan 1 bulan gaji,” paparnya.

Isu PHK sebenarnya bukan barang baru buat Shopee.

Pada pertengahan Juni 2022 lalu, isu PHK juga sempat menerpa e-commerce kenamaan ini. Sementara itu, kompetitor utamanya, jarang diterpa isu PHK. Mengapa hal ini terjadi?

Sejak kemunculannya di pasar e-commerce Tanah Air, Shopee—seperti lazimnya perusahaan teknologi atawa startup--dikenal dengan aksi ‘bakar uang’ atau menggunakan dana jumbo untuk kepentingan promosi dan marketing.

Hal ini setidaknya terlihat dari beban biaya operasional dan administrasi & umum sang induk yang tinggi.

Meskipun mencatatkan keuntungan, induk Shopee, Sea Group, juga mencatatkan beban pendapatan cukup signifikan.

Total pendapatan Sea Group per kuartal II 2022 mencapai US$2,9 miliar, naik 29,0% secara tahunan (YoY).

Namun, Sea menanggung pembengkakan rugi bersih. Total kerugian bersih adalah US$931,2 juta per kuartal kedua 2022, dibandingkan dengan US$433,7 juta pada periode yang sama tahun 2021.

Naiknya kerugian Sea tersebut sebagian disebabkan beban operasional Sea tumbuh 52,3% yoy menjadi US$1,92 miliar.

Dalam laporan keuangan terbarunya, Sea Group menunjukkan kenaikan beban umum dan administrasi sebesar 95,9 persen menjadi USD476 juta pada Q2 2022. Angka ini meningkat dibanding Q2 tahun sebelumnya yang mencapai USD243,0 juta pada kuartal kedua tahun 2021. Peningkatan ini termasuk diakibatkan karena kenaikan biaya staf dan fasilitas kantor yang lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhan bisnis.  (Lihat tabel di bawah ini.)

Selain beban umum, beban penelitian dan pengembangan Sea juga meningkat sebesar 115,0% menjadi US$370,9 juta pada kuartal kedua tahun 2022 dari US$172,6 juta pada kuartal kedua tahun 2021. Hal ini ‘terutama disebabkan oleh biaya staf yang lebih tinggi seiring peningkatan pertumbuhan jumlah karyawan’.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement