Sementara UKM Indonesia memilih untuk meningkatkan pemeliharaan purna jual (88%), menurunkan harga (86%) dan meningkatan fokus terhadap privasi dan perlindungan data (76%).
Terlepas dari tantangan ini, UKM di Asia Tenggara di satu sisi melihat kegesitan dan kemampuan mereka untuk membangun kepercayaan dengan pelanggan sebagai keunggulan kompetitif yang melekat untuk bersaing dengan kompetitor yang lebih besar, yang dapat memberi mereka dasar yang kuat yang mereka butuhkan untuk bereksperimen secara aman dengan teknologi dan model bisnis baru.
“Fleksibilitas adalah bahan penting dari keberhasilan hari ini dan melalui RISE with SAP Initiative kami yang baru, kami yakin pelanggan akan mendapatkan fleksibilitas yang diperlukan untuk mempercepat kecepatan transformasi digital dan terdepan dalam lingkungan yang beragam tempat mereka beroperasi - dimanapun mereka berada di digitalisasi spektrum,” tutup Siow. (TIA)