IDXChannel - Dunia pertambangan RI berduka di penghujung 2023 akibat ledakan di smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah.
Korban tewas akibat ledakan tungku smelter ini mencapai19 orang. Korban terdiri dari 11 warga negara Indonesia dan 8 orang TKA China.
Tak hanya itu, sebanyak 46 korban terluka, umumnya disebabkan karena terkena uap panas. Sejumlah 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang dirawat di Klinik IMIP dan 5 orang rawat jalan.
Dalam keterangan resmi, manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah membentuk tim penanganan dampak kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT ITSS Minggu (24/12/2023) pukul 06.15 WITA.
“PT IMIP sebagai perusahaan yang menaungi kawasan lingkar industri Morowali sangat berduka atas musibah ini, terutama kepada keluarga para korban baik yang meninggal maupun korban luka,” tulis keterangan tersebut.
Sementara, ITSS sendiri merupakan salah satu tenant yang beroperasi di Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Diketahui, ITSS merupakan perusahaan yang berfokus pada pengolahan bijih nikel.
Insiden ini menjadi alarm bagi Indonesia tentang ambisi hilirisasi nikel. Risiko yang mengintai di balik jorjoran investasi di sektor pertambangan mineral, dalam hal nikel juga perlu menjadi perhatian serius ke depan.
Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) gencar mendorong kebijakan hilirisasi sektor tambang, yang perlu didukung oleh masuknya investasi pabrik pemurnian dan pengolahan atau smelter di dalam negeri.
Saat ini, Indonesia masih sangat bergantung pada investasi dari China untuk urusan smelter alias fasilitas pemurnian tambang, terutama nikel.
Operator Tambang Nikel dan Mineral Lainnya di Morowali
Morowali adalah salah satu kawasan yang disiapkan oleh pemerintah sebagai pusat industrialisasi dan hilirisasi pertambangan nikel di Indonesia. Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) adalah kepanjangan tangan pemerintah dalam menyiapkan manajemen industri hingga investasi terkait pengembangan nikel di kawasan tersebut.
Tak sedikit perusahaan yang kini menjadi bagian dari IMIP. Melansir halaman resminya, setidaknya ada 18 tenant yang kini menjadi bagian IMIP, salah satunya adalah ITSS yang merupakan perusahaan berbasis China. IMIP sendiri merupakan pengelola kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi dengan berbagai produk utama seperti nikel hingga carbon steel.
Mengutip sumber di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebanyak 50 persen saham ITSS dipegang oleh Tsingshan Holding Group Company Ltd. asal China.
Sementara pemerintah melalui PT Indonesia Morowali Industrial Park hanya memiliki 10 persen saja. Tsingshan Holdings sendiri didirikan pada 1988 oleh Xiang Guangda di Wenzhou. Sementara sisanya, dimiliki Ruipu Technology Group Company Limited, Tsingtuo Group Co. Ltd, dan Hanwa Company Limited. (Lihat tabel di bawah ini.)
Tsingshan Holdings merupakan perusahaan peleburan paduan nikel-kromium, peleburan baja tahan karat dan penggulungan baja kelas dunia yang beroperasi di sejumlah wilayah China hingga Indonesia dan Afrika.
Sejumlah asetnya, di antaranya beroperasi di Lishui, Fuyang, Yangjiang dan Qingyuan, Morowali Industrial Park yang berupa fasilitas pengolahan nikel dengan sedikitnya 20 smelter di Kabupaten Morowali, Sulawesi, ambang bijih krom di Zimbabwe, dan outlet penjualan di Foshan, Wenzhou, Shanghai, dan Wuxi. Tsingshan Holdings bahkan menjadi salah satu perusahaan yang menduduki peringkat ke-279 dalam Fortune Global 500 pada 2021.
Tak hanya Tsingshan Holdings, sejumlah perusahaan yang bergerak di pertambangan dan pengolahan nikel menjadi tenant PT IIMP. Nama-nama tersebut di antaranya:
- Bintang Delapan Mineral
- Sulawesi Mining Investment
- PT Indonesia Guang Ching Nickel & Stainless Steel Industry (PT GCNS)
- Dexin Steel Indonesia (DSI)
- Indonesia Ruipu Nickel and Chrome Alloy (IRNC)
- Hengjaya Mineralindo
- Ranger Nickel Industry
- Huayue Nickel Cobalt
- QMB New Energy Materials
- Indonesia Puqing Recycling Technology
- Fajar Metal Industry
- Teluk Metal Industry
- Lestari Smelter Indonesia
- Morowali Power Mandiri
- Lestari Hua Metal Indonesia
Sejumlah perusahaan tersebut sebagian besar merupakan perusahaan yang berafiliasi dengan perusahaan China. Bahkan PT Indonesia Guang Ching Nickel & Stainless Steel Industry (PT GCNS), PT. Sulawesi Mining Investment, dan ITSS ketiganya merupakan bagian dari Tsingshan Group.