Lembaga kajian itu juga menuding India mencoba menggunakan isu restrukturisasi utang untuk menyerang China, dan sering bekerja sama dengan AS dan negara-negara Barat dalam mendukung teori “perangkap utang.”
Hal tersebut dilakukan ketika Beijing menawarkan pinjaman kepada negara-negara miskin untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan seperti pelabuhan atau jalan.
Langkah India “dapat lebih lanjut menciptakan perbedaan dan perpecahan, menghambat komunitas internasional dalam mencapai konsensus dan hasil-hasil substantif, dan pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada citra internasional dan kepentingan pembangunan global,” imbuh lembaga tersebut.
(DKH)