sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

LNSW: Dwelling Time Turun Jadi 2,47 Hari, 29 K/L Terintegrasi dalam SINSW

Economics editor Anggie Ariesta
05/12/2025 01:01 WIB
LNSW Kemenkeu mencatatkan peningkatan signifikan dalam efisiensi logistik nasional sepanjang 2025, terutama dalam hal pengurangan dwelling time.
LNSW: Dwelling Time Turun Jadi 2,47 Hari, 29 K/L Terintegrasi dalam SINSW. (Foto Istimewa)
LNSW: Dwelling Time Turun Jadi 2,47 Hari, 29 K/L Terintegrasi dalam SINSW. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Lembaga National Single Window (LNSW) Kementerian Keuangan mencatatkan peningkatan signifikan dalam efisiensi logistik nasional sepanjang 2025, terutama dalam hal pengurangan dwelling time atau waktu inap kontainer.

Capaian tersebut merupakan hasil dari upaya masif integrasi sistem dan implementasi National Logistics Ecosystem (NLE).

Kepala LNSW Oza Olavia mengungkapkan, rata-rata dwelling time nasional pada Oktober 2025 berhasil mencapai 2,47 hari. Capaian ini menunjukkan perbaikan yang konsisten dari angka 3,16 hari pada 2019.

"Nah, kalau terkait dengan capaian untuk tahun 2025 ini terkait dengan dwelling time, kita bisa lihat bahwa sampai dengan, untuk bulan Oktober tahun 2025, itu angka dwelling kita 2,47, tapi memang secara agregat sampai dengan Oktober tahun 2025, itu 2,93 hari," jelas Oza dalam Media Gathering LNSW, Jakarta, Kamis (4/12/2025).

Oza menyampaikan, perbaikan ini dipengaruhi oleh sinergi banyak kementerian/lembaga (K/L) yang terkait dalam ekosistem logistik.

"Jadi ini sangat dipengaruhi banyak hal ya, karena ini di sini berperang hampir banyak sekali Kementerian/Lembaga yang terkait," kata dia.

Sistem Indonesia National Single Window (SINSW) hingga 2025 telah mengintegrasikan sistem dari 29 K/L dalam lingkup arus dokumen (tradenet) maupun arus barang (portnet).

Selain lingkup domestik, LNSW juga berperan sebagai hub untuk menghubungkan Indonesia dengan mitra negara, baik regional maupun bilateral.

Dalam lingkup regional, LNSW mengimplementasikan ASEAN Single Window Gateway untuk pertukaran dokumen elektronik seperti certificate of origin dan dokumen kekarantinaan.

Sementara itu, Indonesia National Single Window Gateway yang dikelola mandiri mendukung pertukaran data bilateral dengan negara mitra, termasuk China, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

LNSW juga aktif terlibat dalam penataan NLE sesuai amanat Inpres Nomor 5 Tahun 2020. Implementasi NLE terus meningkat, di mana hingga saat ini tercatat 63 pelabuhan dan 7 bandara telah menerapkan sistem tersebut.

Berdasarkan hasil survei NLE 2024 (dalam supervisi Prospera), layanan yang diimplementasikan LNSW menghasilkan efisiensi waktu dan biaya yang signifikan yakni layanan Single Submission (SSm) Perizinan menghasilkan efisiensi waktu sebesar 66,5 persen dan efisiensi biaya 63,39 persen dan layanan SSm Quarantime Customs mengefisienkan waktu sebesar 59,26 persen dan biaya 77,94 persen.

Sepanjang 2025, LNSW juga mengembangkan Sistem Aplikasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Sistem ini telah dimanfaatkan oleh 458 badan usaha dan pelaku usaha, menghasilkan penyerapan tenaga kerja mencapai 259,7 ribu orang. Realisasi investasi di KEK tercatat mencapai Rp33,6 triliun (badan usaha) dan Rp278,9 triliun (pelaku usaha).

Selain itu, Sistem Nasional Neraca Komoditas telah diterapkan pada delapan komoditas pangan dan 11 komoditas migas, dengan total pengajuan neraca komoditas mencapai 5.323 dokumen di 2025.

Oza Olavia menegaskan, peran LNSW dalam mendukung penerimaan negara melalui digitalisasi layanan logistik yang turut mendorong penerimaan negara meskipun tidak secara langsung.

“Peran kita salah satunya mendukung sektor penerimaan, di mana LNSW tidak secara direct mengumpulkan penerimaan, tapi kegiatan yang dilakukan LNSW kita lakukan upaya-upaya terkait kegiatan dokumentasi kepabeanan, kekarantinaan, perizinan, kepelabuhanan, dan kebandarudaraan untuk mendukung penerimaan,” kata dia.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement